Mimpi terbahagi dua iaitu mimpi yang benar dan yang batil.
Mimpi yang benar ialah yang dialami manusia tatkala pemikiran dan emosinya (psikologi) seimbang dan keadaan cuaca sedang seperti ditandai oleh bergoyangnya pepohonan hingga berjatuhannya dedaunan. Mimpi yang benar tidak didahului dengan adanya fikiran dan keinginan akan sesuatu yang kemudian muncul dalam mimpi.
Kebenaran mimpi juga tidak ternodai oleh peristiwa junub dan haid.
Adapun mimpi yang batil ialah yang ditimbulkan oleh bisikan nafsu, keinginan, dan hasrat. Mimpi demikian tidak dapat ditakwilkan.
Demikian pula mimpi “basah” dan mimpi lain yang mewajibkan mandi dikategorikan sebagai mimpi yang batil karena tidak mengandung makna. Sama halnya dengan mimpi yang menakutkan dan menyedihkan kerana berasal dari tipu daya syaitan.
Allah s.w.t. berfirman, “Sesungguhnya pembicaraan rahsia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.” ~ (al-Mujaadilah: 10)
Maka, jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan lima perbuatan.
Iaitu, mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk, bangun dan solat, dan sebaik-baiknya tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun.
Leave a Reply